Minggu, 03 Oktober 2010

Kerukunan Umat beragama Di Jayapura


Disusun oleh    :Roslindawati Mustafa

Jurusan            :The Law Of Program (Syari'ah)

Program Study:Al-Akhwalu Asy Syakhsiyyah (The Law Of Family)


A.DEFINISI KERUKUNAN

            Rukun dari bahasa arab “ruknun” artinya asas-asas atau dasar. Rukun dalam arti istilah adalah baik atau damai. Kerukunan hidup beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak bertengkar walaupun berbeda agama.

          Kerukunan dalam islam diberi istilah “Tasamuh” atau toleransi. Sehingga yag di maksud dengan toleransi ialah kerukunan social kemasyarakatan. Dalam pergaulan social kemasyarakatan Islam sangat menekankan prinsif toleransi atau kerukunan antar umat beragama.

         Dalam sejarah kehidupan Rasulullah SAW, kerukunan social kemasyarakatan telah ditampakkan pada masyarakat madinah. Pada saat itu Rasul dan kaum muslim hidup berdampingan dengan masyarakat madinah yang berbeda agama yakni yahudi dan nasrani

B. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI JAYAPURA

        Sebagai negara yang menempatkan aspek religius di atas segalanya, memberikan gambaran bahwa seluruh warga negara diberikan kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya.  Dan sebagai sebuah keyakinan yang menempatkan kebenaran keyakinannya di atas segalanya, maka sangat sensitif atau rentan terhadap gesekan-gesekan dengan baik intern agama maupun antar umat beragama.

         Pertikaian horisontal yang terjadi di daerah lain, harus senantiasa menjadi perhatian pemimpin umat beragama termasuk penganut agama untuk dapat memfilter atau tetap berkomunikasi agar dapat meredam issu-issu yang berasal dari luar Kota Jayapura.  Papua khususnya Kota Jayapura yang selama ini telah terbangun jalinan yang harmonis di antara umat beragama, menjadi tantangan tersendiri untuk senantiasa memelihara kondisi yang aman tersebut.  Masyarakat Kota Jayapura, ibu kota Papua hingga kini tetap menjaga kerukunan hidup antar umat beragama sehingga wilayah Jayapura dalam keadaan aman dan kondusif.

         Pada umumnya masyarakat Papua majemuk, baik dalam hal suku, agama maupun budayanya. Dalam kemajemukan itu, mereka tetap membina kerukunan hidup antar umat beragama . setiap kelompok umat beragama senantiasa memahami sejarah perkembangan agama-agama di wilayah ini dan atas kesadaran akan sejarah itulah maka mereka pun saling menghargai satu sama lain.

         Sikap toleransi tersebut terlihat dari kerja sama yang dilakukan antarumat beragama di Kota Jayapura. Jika umat Nasrani sedang melangsungkan ibadah keagamaan, beberapa pemuda Islam bergantian menjaga keamanan di sekitar tempat ibadah, begitu pun sebaliknya.
        Umat Muslim di Jayapura, Papua, melakukan silaturahmi ke umat t Nasrani yang merayakan Natal untuk mengucapkan Selamat Natal sebagai tanda ikut bergembira pada pesta kelahiran Isa Almasih sekaligus meningkatkan kerukunan dan toleransi hidup antar umat beragama dan demikian pula sebaliknya bila hari raya islam kaum umat nasrani juga datang memberikan ucapan selamat.

         Keagamaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di Papua dan dalam hal kerukunan antar umat beragama, Papua dapat dijadikan contoh bagi daerah lain. Mayoriti penduduk Papua beragama Kristian, namun demikian, sejalan dengan semakin lancarnya transportasi dari dan ke Papua maka jumlah orang yang beragama lain termasuk Islam juga semakin berkembang. Banyak misionaris baik asing maupun Indonesia yang melakukan misi keagamaannya di pedalaman-pedalaman Papua. Mereka berperan penting dalam membantu masyarakat baik melalui sekolah-sekolah misionaris, pengobatan-pengobatan maupun secara langsung mendidik masyarakat pedalaman dalam bidang pertanian, mengajar Bahasa Indonesia maupun pengetahuan-pengetahuan praktis lainnya. Misionaris juga merupakan pelopor dalam membuka jalur penerbangan ke daerah-daerah pedalaman yang belum terjangkau oleh penerbangan reguler.

      Menghormati martabat manusia adalah cara untuk membangun hubungan yang bebas masalah antara individu dan kelompok dalam masyarakat . demikian penuturan pastor  Dr.Neles Tebay  di Jayapura dalam menyikapi keberadaan umat beragama serta beragamnya etnik dan budaya di papua.

        Dalam uraiannya dijelaskan bahwa hubungan yang harmonis antar umat beragama  merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan wilayah papua sebagai tanah damai. Lebih lanjut dikatakannya bahwa  hubunga harmonis tersebut harus senantiasa berdasarkan penghormatan  terhadap harkat dan martabat manusia. Relasi yang harmonis antar ditandai dengan kejujuran,rasa saling percaya,keadilan, kesetaraan,persahabatan dan persaudaraan.
         Papua tanah damai merupakan semboyan sekaligus komitmen  yag dideklarasikan para pemimpin agama  (kristen,khatolik,islam,hindu dan budha). Dan motto Papua tanah damai selanjutnya berkembang  menjadi visi dari masyarakat lintas agama di papua.

       Dalam mendukung terciptanya Papua sebagai zona damai melalui pembinaan iman dan taqwa.  Agama harus menjadi kunci hati dan nalar manusia, mengarahkan tiap orang mengamalkan agamanya yang tercermin dari perilaku hidup ditengah masyarakat, kehidupan yang saling mengasihi, mendatangkan kedamaian dan cinta kasih sehingga memperkuat persaudaraan dan persatuan antara sesama. 

          Di Papua tidak mengenal kaum minoritas maupun mayoritas sehingga ketika seorang Muslim hendak membangun mesjid terkadang seorang Kristiani pun turut membantu pembangunannya, disini dapat dilihat betapa saling menghormatinya satu agama dengan agama yang lain.


Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Atas dasar Undang-Undang itu, semua warga Negara dengan beragam identitas cultural,suku,jenis kelamin,agama dan sebagainya wajib dilindungi oleh Negara. Ini juga berarti Negara tidak boleh mendiskriminasi warganya dengan alasan apapun. Pemerintah dan semua warga Negara berkewajiban menegakkan konstitusi tersebut. Atas dasar itu pula maka pemeluk agama islam yang minoritas di papua di jamin Negara dan agamanya untuk melakukan peran apapun dalam hidup dan kehidupannya, sebagaimana pula peran agama mayoritas dan minoritas lainnya di papua.

Selama ini ditemukan tiga gagasan persaudaraan yaitu:persaudaraan umat islam, persaudaraan bangsa dan persaudaraan kemanusiaan. Gagasan persaudaraan ini dikemukakan para tokoh agama islam di Indonesia, dimana menekankan kembali komitmen kenegaraan, kebangsaan dan persaudaraan sesama anak bangsa. Kalangan Islam di papua harus mampu membangun persaudaraan dengan baik dalam hidup dan kehidupannya. Para akademisi dan mahasiswa muslim harus menjadi motor penggerak terbangunnya landasan yang kuat (kokoh) bagi terwujudnya dan semakin baiknya persaudaraan antar umat beragama di Papua.dan upaya-upaya untuk membangun persaudaraan ini adalah dengan di bentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)di Papua.

Allah menciptakan mahluknya dengan berbagai macam perbedaan,bukan hanya berbeda dalam realitas fisikal melainkan juga berbeda-beda dalam ide,gagasan,berkeyakinan,dan beragama sebagaimana yang di sebutkan dalam beberapa Fiirman-Nya.


Artinya:” Andaikata Tuhanmu menghendaki ,tentu Dia menjadikan umat manusia umat yang satu. Dan tetapi mereka senantiasa berbeda. (Q.S.Al-Hud ayat 118).
Tidak bisa di pungkiri ,bumi sebagai tempat hnian manusia adalah satu. Namun para penghuninya terdiri dari berbagai suku,ras, bahasa,profesi,kultur dan agama. Kondisi ini pula yang kini terjadi di Papua. Kalau Allah menghendaki maka bisa saja umat islam akan menjadi minoritas seterusnya di Papua, atau apapun yang terjadi nanti adalah bahwa kehendak dan kuasa Allah. Realitas bahwa umat islam kini menjadi minoritas di banding agama Kristen Protestan dan khatolik,tetapi mayoritas pada agama Budha dan Hindu adalah suatu kehendak Allah demikian pula kondisi nantinya. Apapu kondisi agama di Papua, Islam mengajarkan pentingnyakerukunan toleransi , menolak kekerasan dan diskriminasi. Al-Qur’an mengakui adanya keberagaman jenis komponen dalam masyarakat termasuk soal agama.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 148


Artinya:”Bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya sendiri yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kalian dalam membuat kebaikan. Di mana saja kalian berada pasti Allah akan mengumpulkan kalian pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(Al-Baqarah ayat 148).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar